Dalam kehidupan sehari-hari tanpa sadar kita melewatkan proses mengamati. Mengamati bukan hanya melihat, satu aktivitas yang dengan sengaja dibarengi keseriusan mencari ketersinambungan arti. Membuka dan membaca lembar demi lembar buku “Berpikir & Menyelesaikan Masalah seperti Sherlock Holmes” ini membuat kita terasa baru tersadarkan dari keluputan dalam berkehidupan. Ternyata merugi jika kita menganggap hal yang kita temui hanyalah potongan-potongan yang terpisah.
Tentu membaca judulnya, kita cukup familiar dengan gambaran awalnya, tentang siapa buku ini ditulis. Jawaban tepatnya tentang “Sherlock Holmes”, tokoh detektif fiksi rekaan Sir Arthur Conan Doyle, seorang pengarang dan dokter berkebangsaan Skotlandia.
Tentang apanya lagi? Wajar pertanyaan semacam ini muncul di benak kita, karena memang ada beberapa buku bahkan penelitian yang menganalisis terkait satu tokoh fiksi ini, sherlock holmes. Tapi, tenang. Buku ini termodifikasi dengan sajian yang berbeda dari yang lain. Mempelajari Sherlock Holmes berfikir & menghadapi masalah atau kasus. Sungguh aplikatif. Dan hal tersebut kita akan dapati di dalam buku ini, “Berpikir & Menyelesaikan Masalah seperti Sherlock Holmes “ karya BAYU W.AYOGYA.
Orang berkemampuan rata-rata tidak tahu apa-apa yang lebih tinggi dari pada dirinya. Tapi orang berbakat selalu bisa menyadari suatu kegeniusan. (Sherlock Holmes & Laskar Jalanan Baker Street: Misteri Kematian Bintang Sirkus). Jika dibaca sepintas, memang belum begitu terfahamkan. Namun, jika kita sebagai pembaca mau sedikit menunda kesimpulan dan mencoba lebih memahami proporisis pada setiap bagiannya, maka kita akan mengangguk tanpa sadar. Tanda bahwa ternyata betul juga hal yang diungkapkan.
Tidak berhenti, dipaparkan juga ungkapan; Kau tak pernah sadar bahwa hal-hal yang paling rumit biasanya sangat bergantung pada hal-hal yang paling sepele (The Adventure of creeping men). Kita disadarkan dengan sesuatu yang justru berbalik dengan agenda problem solver yang kita jalankan selama ini dalam menghadapi suatu masalah. Justru hasilnya juga akan berbalik. Yang rumit semakin rumit, yang sepele semakin disepelekan. Dalam buku ini kita pun, selain disadarkan juga diajak membuktikan fungsi penting tentang suatu hal yang sering kita “anggap” sepele dan sia-sia. Padahal keberadaannya ternyata tidak sesepele yang kita sepelekan. Ada fungsi dibalik keberadaannya.
Dua paragraf di atas, merupakan nukilan-nukilan yang dipilih dan dianalisis kemudian dinarasikan secara lugas sehingga selaku pembaca dapat memahami dan mencoba step by step menerapkan berbagai teori dasar sherlock. Ada satu ungkapan dan penjelasan yang sangat menarik bagi saya, sherlock menyatakan :
Aku belum punya data. Salah besar mengajukan teori tanpa mempunyai data. Secara tak sadar, kita akan mengubah fakta agar cocok dengan teori, dan bukannya teori yang seharusnya disesuaikan dengan fakta. (A Scandal in Bohemia). Prinsip dasar dalam pencarian kebenaran haruslah dibarengi dengan kedisiplinan melakukan pemisahan antara fakta yang penting dan yang cuma kebetulan saja, lalu membuat teori berdasarkan fakta yang tersisa. Jika terdapat fakta baru yang bertentangan dengan teorinya, ia akan membuat ulang teori berdasarkan fakta baru. Kita diajarkan untuk sangat berhati-hati. Jangan sampai ingin mencari kebenaran atas sesuatu justru menghantarkan kita pada pembenaran, memaksakan data apalagi merekayasa yang tidak ada data untuk diada-ada.
Sherlock Holmes tidak mengajarkan kita untuk bermain sulap ketika berhadapan dengan sebuah masalah.
Yang pasti, buku ini sangat recomended untuk para pelajar dan siapapun untuk memformulasikan cara bagaimana belajar yang baik, efektif, dan efisien. Selain ditulis oleh penulis yang memang berpengalaman di bidang psikologi popular dan pengembangan diri, lay outnya juga didesain sedemikian rupa ditambahkan dengan ilustrasi yang cukup mendukung sehingga semakin mendukung peningkatan daya belajar.
Jika memang ada aspek kekurangan, bagi saya buku ini alangkah lebih baik dan memupuk banyak lagi manfaat jika secara kuantitas dilanjutkan dan juga secara kualitas. Apalagi jika ilustrasinya juga ditambah, sehingga saya dan orang lain yang bertekat membaca dapat lebih berlama-lama dan tidak hanya selesai dalam waktu singkat sekali duduk. Hal tersebut lebih akan meningkatkan karya yang sudah cukup baik. Selamat mencari dan membaca. Salam Sherlockian!
BACA JUGA:
Belum ada tanggapan.