Arsip | Cerpen

Kadang suatu realitas tidak dapat disampaikan begitu saja, apa adanya. Kedewasaan seseorang berpengaruh dalam menyikapi realitas. Cerpen hadir sebagai bentuk cerita dewasa, bukan cerita kekanak-kanakan. Cerita adalah salah satu jalan terang dari kebuntuan dari hal-hal yang demikian. Mengutip kata-kata Seno Gumira Ajidarma: “Ketika jurnalisme bungkam, maka saatnya sastra bicara.”Apakah Anda merasa juga demikian? Rubrik ini disediakan untuk mewadahi karya fenomenal Anda.

wed

Merayakan Hari Pernikahan Mantan

Semalam, seorang kawan mengirim pesan singkat; ada mayat mengapung di Kali Bedadung. Aku tak peduli. Bunuh diri, kek. Mati meloncat ke sungai, kek. Itu hanya pekerjaan orang yang menantang Izrail. Paling-paling si mayat baru putus cinta. Seperti tempo hari. Manakala pinangan ditolak, berdirilah seorang lelaki di atas jembatan, dan tak lama kemudian meluncur bebas ke […]

Lanjut Baca
doa

Pada Pemanjatan Doa Terakhir

Mereka mengadiliku dengan kalimat menghunjam. “Dasar anak durhaka! Tidakkah kau tahu kalau orang tua selalu mengharap kebaikan untuk anaknya?!”. Kalimat ini sangat menyayat hati. Sebab aku menyayangi ayah dan ibu sebagaimana Ibrahim mengasihi bapaknya meski menyembah berhala, dan keduanya membenciku sebagaimana Hamnah binti Sufyan membenci Sa’ad, anaknya, ketika memutuskan memeluk Islam. (lebih…)

Lanjut Baca
bus-731317_1280_1

Cerita Misteri Naik Bis Ke Jakarta

Entah berapa lama aku berdiri menunggu bis jurusan Jakarta tiba. Yang pasti kaki ini sudah sangat sakit dan pegal. Sepanjang trotoar ini tidak ada tempat untuk sekedar duduk. Aku hanya berjongkok sesekali, merelaksasi otot-otot kaki. (lebih…)

Lanjut Baca
lukisan-perempuan-telanjang-setengah

Helen Mai, Pelukis Perempuan Telanjang

Di bawah sapuan hujan lebat, jalanan berlumpur dan suara petir yang memekikkan telinga, Helen Mai membopong tubuh Alice yang kian pucat. Kedua mata Alice mengerjap-ngerjap sampai-sampai Helen Mai kelimpungan mencari pertolongan. Perempuan itu tak putus asa mengetok pintu satu per satu. Meski ada yang mengusir kasar. Ada yang melongok lewat jendela, atau sengaja tak membuka. […]

Lanjut Baca
Mengaku

Lelaki yang Mengaku Sebagai Nabi

Mendadak aku tercekat. Kedua bibirku tergagap mendapati sebuah batu cadas, tiba-tiba mengeluarkan suara lenguhan mirip rintihan sapi hendak melahirkan. Alamakjang! Mungkinkah dajjal telah datang? Berkali-kali aku usap kedua mata. Berkali-kali aku tampar kedua pipi berharap apa yang tersaji adalah sebuah mimpi. Nyatanya, batu cadas itu makin bergerak serampangan. Guling ke kiri. Berguling ke kanan. Rintihannya […]

Lanjut Baca
bercumbu-menumbuhkan-cinta

Kematian yang Menumbuhkan Cinta

Rahmania menatap dalam suaminya. Semalam tadi, lelaki yang telah menikahinya sembilan tahun lalu itu bersikap sungguh mesra. Ada banyak macam cumbuan dan rayuan. Tapi entah kenapa Rahmania tidak pernah merasa tersentuh. Selama bertahun-tahun mencoba jatuh cinta pada suaminya, tapi tetap tidak bisa. Mungkin karena ini pula Rahmania bisa melahirkan anak-anak tapi tidak pernah merasakan kepuasan […]

Lanjut Baca
budaya-balas-dendam

Pada Malam, Dendam Itu Menyalang

Usiaku sepuluh tahun ketika itu. Dalam lelap dan jaga, entah derap langkah atau pekik suara, aku pasang telinga lebar-lebar dan yang terdengar hanyalah detak jantung yang kian bengkak. Meski keringat dingin mengucur ke sekujur badan, embu’ tetap menyelimuti tubuhku memakai selembar kain jarik, sembari berkata kalau maling tak berani masuk rumah. Mengapa tak berani, tanyaku […]

Lanjut Baca
naga

Sepasang Ular di Atas Kuburan

“Kau itu lelaki, Upik. Bukan perempuan!” Paman yang mendapati anaknya menuding-nudingkan telunjuk ke arahku, menghampiri Rahman dan memintanya pindah ke seberang pemakaman. Sepasang ular yang masih melengkung di dahan pohon kamboja itu masih mengamatiku. Aku tak berani mendongakkan kepala lama-lama. Selain sisiknya besar-besar seperti telapak tangan orang dewasa, kedua matanya tak kalah besar dan bulat […]

Lanjut Baca