Aku mencintai seorang laki-laki…,” sahutnya pedih, berjuang agar air matanya tidak merayap turun, “lelaki terindah. Aku mencintainya dengan sepenuh hatiku, pertama dan terakhir dalam hidupku….”
Rafky dan Valent bertemu secara kebetulan di sebuah pesawat menuju Thailand. Awalnya, Rafky bersikap biasa saja pada Valent. Namun lama-lama Rafky terpukau pada sosoknya–tampan, namun sekaligus halus dan rapuh. Ketampanannya berbaur kelembutan. Begitu juga Valent, terpesona pada sosok Rafky yang tampan, jantan, sempurna nan gagah.
Atas ajakan Valent, Rafky mau berbagi kamar dengannya selama liburan di Thailand. Dari situlah semuanya bermula. Rafky berusaha keras melawan dirinya sendiri, karena entah kenapa dia mulai tertarik pada Valent. Ketertarikan itu bahkan semakin mendalam, sudah menyentuh titik yang dinamakan cinta. Padahal, tentu saja. Dia laki-laki. Sudah punya kekasih wanita pula. Sedangkan Valent, yang memang sudah jatuh hati pada Rafky, hanya bersikap malu-malu seperti wanita. Dia menunjukkannya pada suatu malam; Valent tiba-tiba mencumbu Rafky dan pada akhirnya mereka bercinta.
Rafky masih berusaha melawan dirinya, meskipun malam itu telah terjadi sesuatu. Namun, pada akhirnya dia menyerah, dan kembali pada Valent. Ketika mereka kembali ke Indonesia, mereka saling mengenalkan pacar masing-masing. Rafky dengan Rhea, dan Valent dengan Kinan. Meskipun begitu, cinta keduanya masih ada. Rafky sering mengunjungi Valent, bahkan ibunya Valent, Janita, begitu terpukau dengan Rafky; menganggap Rafky sebagai teman Valent yang sempurna.
Lama kelamaan, Rafky dan Valent lelah berpura-pura. Rafky mencampakkan Rhea, dan Valent ingin membatalkan pernikahannya dengan Kinan. Rhea yang berwatak keras berusaha agar Rafky mau kembali padanya. Sedangkan Kinan yang lembut, berusaha menerima Valent apa adanya. Konflik semakin bertambah ketika orang tua Rafky dan Valent tahu. Mereka menolak menerima kenyataan bahwa anak mereka suka sesama jenis. Raina, ibu Rafky, menyalahkan dirinya sendiri karena Rafky menjadi laki-laki seperti itu. Rafky akhirnya memilih untuk keluar dari rumah. Sedangkan Valent, karena tidak ingin durhaka pada ibunya, tetap tinggal di rumah, karena hanya dia anak ibunya. Janita mengurung Valent di rumah dan melarang Rafky menemuinya.
Puncaknya adalah ketika Valent masuk rumah sakit karena diabetesnya kambuh. Rafky akhirnya bisa menjenguk Valent, dan penyakit Valent berangsur-angsur sembuh. Senang karena anaknya sembuh, Janita ingin segera melaksanakan pernikahan Valent dengan Kinan, meskipun kedua-duanya sama-sama tidak ingin meneruskannya lagi. Mendengar ibunya berkata begitu, Valent seketika lemas lagi, dan keesokan paginya dia ditemukan meninggal.
Dalam novel ini, si pengarang turut hadir dalam cerita. Diceritakan sebagai aku, pengarang pada awalnya ditemui Rafky untuk menuliskan kisah cintanya dengan Valent. Si aku awalnya tidak mau menulisnya. Namun, karena tidak kuasa menolak Rafky, akhirnya dia mau menuliskan kisah itu. Dalam novel ini juga diceritakan bagaimana ketertarikan si aku pada Rafky. Mereka sempat menelusuri kembali memori Rafky dan Valent di Thailand. Di akhir cerita, yang diceritakan sebagai the 2nd ending… and it should be the ending, ada bagian di mana Rafky meminta si aku untuk menggantikan Valent.
“Mengapa kau harus pergi?” sergah Rafky parau. “Tak bisakah kau tetap di sini… bersamaku?”
“Jangan, Raf,” bisikku kelu. “Biarkan Valent menjadi yang pertama sekaligus terakhir dalam hidupmu. Aku tak pantas menggantikanya.”
Aku memutar tubuhku perlahan. Sedikit demi sedikit melangkah menjauhinya.
“Tapi,” cegah Rafky kelu, “bukankah selalu ada awal yang baru?”
Membaca Lelaki Terindah merupakan sebuah pengalaman baru. Kesan yang didapat setelah membaca yakni simpel dan sederhana. Dalam beberapa bagian cerita juga diselipkan puisi berupa perasaan antara karakter yang satu dengan yang lain, jadi pembaca dapat langsung memahami suasana hati karakter itu ketika menghadapi peristiwa dalam cerita. Bahasa yang digunakan juga romantis nan puitis, cocok sekali bagi para penggemar novel yang mendayu-dayu. Penggambaran latar dalam novel ini juga sederhana. Cukup mewakilkan apa yang ada di Thailand, baik dari destinasi wisata, perayaan festival, transportasi umum, dan suasana malamnya. Termasuk klub gay-nya sekalipun. Aksana menggambarkannya dengan sederhana dan tidak berbelit-belit.
Yang unik dari novel ini, yakni latar belakang atau alasan para karakter bisa bertindak sedemikian rupa. Cinta, dalam novel ini, mempunyai alasan. Kejatuhcintaan pada novel ini; pada Rafky dengan Valent, atau pada Rafky dengan Rhea, Valent dengan Kinan, digambarkan mempunyai latar belakang yang kuat; bagaimana mereka bisa mencintai satu sama lain.
Rafky, karena kedua saudaranya perempuan, dituntut untuk selalu sempurna oleh keluarganya. Dia tumbuh menjadi pemuda cerdas, gagah, dan kuat. Karirnya juga melesat cepat. Karena ketampanannya pula, dia mudah gonta-ganti pacar. Namun, dengan Rhea, dia merasa cocok, dan sudah merasa bahwa Rhea adalah yang terakhir. Semua berubah ketika Rafky bertemu dengan Valent. Valent tidak pernah menuntutnya, dan Rafky seperti menemukan sosok rapuh wanita dalam ketampanan Valent. Dia mulai jatuh cinta pada Valent. Bagi Rafky, Valent adalah lelaki terindah dalam hidupnya.
Valent, sebaliknya, adalah pemuda yang rapuh. Ayahnya meninggal sejak dia kecil, dan ibunya tidak pernah menikah lagi. Hal ini membuat Valent merindukan sosok ayah. Karena penyakit diabetesnya yang diidapnya sejak kecil, Valent tidak pernah bermain di luar dengan teman-temannya. Dia merasakan hatinya berdesir ketika dia mulai dekat dengan teman laki-lakinya, dan karena merasa ketakutan, dia mulai menjauhi teman-temannya. Valent tumbuh menjadi anak penyendiri. Meskipun karirnya cukup bagus, Valent tetap merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Oleh temannya, dia dikenalkan dengan Kinan. Valent mencintai wanita itu dan berniat meminangnya. Namun, ketika Valent bertemu Rafky di pesawat, dia jatuh cinta, dan merasa bahwa Rafky-lah sosok sempurna di hidupnya, lelaki terindah yang pernah ditemuinya.
Dalam novel ini juga digambarkan rasa cinta orang tua yang besar kepada anaknya. Janita begitu mencintai Valent dan merawatnya dengan penuh kasih sejak kecil, apalagi ketika diketahui bahwa Valent mengidap diabetes. Bayangkan betapa kecewanya orang tua ketika mengetahui anaknya berperilaku menyimpang. Raina merasa sangat bersalah ketika tahu bahwa Rafky mencintai Valent; padahal pikirnya sejak kecil Rafky tidak menunjukkan tanda-tanda. Dia menyalahkan dirinya sendiri, mungkin pola asuhnya yang tidak tepat sehingga Rafky bisa berperilaku menyimpang. Sedangkan Janita, merasa sangat terpukul karena dia menaruh harapan besar pada anak lelaki satu-satunya itu. Dia bersikeras bahwa Valent harus menikahi Kinan yang seorang wanita. Kekerasannya itu, justru membuatnya kehilangan Valent di akhir cerita.
Akhir cerita dalam novel ini ada dua, yakni the 1st ending dan 2nd ending. Akhir yang pertama, yakni hubungan Rafky dengan Valent yang berakhir. Sedangkan pada akhir yang kedua, si pengarang seolah-olah menggoda pembaca seperti apa akhir cerita seharusnya. Si aku awalnya diceritakan tidak kuasa menolak Rafky, tapi pada akhirnya, dia berkata, “Bukan aku tak mau. Tapi tak sanggup…” Tentunya tidak jelas apakah si aku benar-benar menolak Rafky.
Meski begitu, ada beberapa keganjilan dalam pelukisan kejadian di cerita. Seperti ketika penyakit diabetes Valent kumat, dan Rafky harus menyuntikkan insulin dengan dibimbing oleh Valent. Atau ketika Janita menemui dokter Julian yang menjelaskan penyakit Valent. Atau bagaimana ketika Valent meninggal. Semua itu malah mengingatkan pada adegan-adegan di sinetron yang sering dilebih-lebihkan.
Lelaki Terindah ini, disebutkan dalam sampulnya, adalah edisi ulang tahun yang ke-11. Novel ini dianggap sebagai masterpiece-nya Andrei Aksana. Lewat novelnya ini, Andrei Aksana menyampaikan pesannya kepada pembaca secara eksplisit: perjuangan cinta sesama jenis, dan bagaimana cinta orang tua kepada anaknya.
Belum ada tanggapan.