Serambi menerbitkan buku terjemahan diberi judul Anak-Anak Cemerlang garapan C.J. Simister. Dari sampul depan buku, kita sedikit mengetahui bahwa buku menyuguhkan pelbagai hal, terutama aktivitas dan permainan menyenangkan untuk membimbing pikiran dan sikap anak. Kita pun cukup mahfum, buku untuk pembaca, peminat, pemerhati, baik dari kalangan orang tua, guru, orang dewasa, atau remaja. Buku hadir, untuk mereka yang mau memahami, mendidik, dan membimbing anak agar nantinya ‘cemerlang.’
C.J. Simister sebagai pengajar dan penulis tentang dunia anak-anak berbagi pengetahuan dan pengalaman. Ia menyuguhkan pada pembaca ulasan-ulasan, saran, dan poin-poin utama dalam membimbing anak, mulai dari cara merangsang pemikiran mandiri, menumbuhkan imajinasi dan kewaspadaan, membakar rasa ingin tahu, lalu, bagaimana mendorong orisinalitas dan kreativitas, anak agar memiliki ketrampilan sosial, sampai dengan bagaimana mengembangkan inisiatif dan pemikiran yang berorientasi ke masa depan.
Tak hanya itu saja. Buku ini, juga dibubuhi dengan epigram-epigram dari beberapa tokoh, baik mantan presiden, cendekiawan, ilmuwan, sastrawan, penulis, pengamat budaya, olahragawan, maupun politisi di tiap-tiap awal bab. Seperti, saya nukilkan beberapa epigram berikut: “Apa yang kini terbukti, dulunya hanya sebuah imajinasi” (William Blake, artis dan penyair, 1757-1827); “Ini bukan karena saya sangat pintar, tetapi karena saya menghadapi masalah-masalah tersebut dalam waktu yang lebih lama” (Albert Einstein); “Tak ada seorang pun—baik penyanyi rock, atlet profesional, jutawan, maupun seorang yang genius—yang berhasil melakukan sesuatu sendirian (Malcolm Gladwell).
Kehadiran epigram itu, terkadang bisa membuat pembaca mudah mengingat dan tersimpan cukup lama, dibandingkan dengan kehadiran paragraf-paragrafnya. Seperti, ketika membaca beberapa kata bijak tentang ketekunan, sebagai berikut: “Berkat ketekunan, seekor siput dapat mencapai perahu” (Charles H. Spurgeon); “Saya membenci setiap menit latihan, tapi saya berkata, ‘Jangan berhenti. Bersusah-susahlah dahulu dan jalani sisa hidupmu sebagai seorang juara’” (Muhammad Ali); “Usia membuat tubuh keriput. Menyerah membuat jiwa keriput” (Douglas MacArthur); dan “Tidak masalah betapa lambatnya Anda berjalan, sepanjang Anda tidak pernah berhenti” (Confucius).
Kata-kata memang singkat dan padat. Tapi memiliki efek tuk menggerakkan ‘spirit’ pembaca agar tak lelah belajar mengenai pelbagai hal mengenai kegiatan positif yang pantas untuk anak.
*
Di sisi lain, ketika buku ini hadir dan terbaca. Kita pantas memerhatikan, bahwa buku ini merupakan buku terjemahan. Dimana, segala pengetahuan, pengalaman, yang dihadirkan penulis, berasal dari bahasa, ruang, dan waktu berbeda. Maka, ketika membaca buku ini, tak seluruhnya dapat kita telan mentah-mentah. Kita pun harus mengetahui dan menyadari keberadaan kita, baik dari segi ruang, bahasa, sosial, budaya, sejarah, dan pendidikan. Kita berusaha mengetahui, mengenal, dan memahami, apakah aktivitas dan permainan yang disuguhkan C.J.Simister ini cocok diterapkan untuk anak-anak kita apa tidak? Jika cocok dan berguna bagi anak, kita boleh mengadopsi atau mengelaborasinya.
Lebih lanjut, kehadiran buku ini, juga bisa memantik pembaca untuk menyadari realitas sosial anak-anak, atau malahan realitas kita dalam mendidik anak dan membimbing anak. Seperti, ditulis oleh pelbagai pengamat, praktisi, dan penulis anak, bahwa aktivitas dan permainan anak-anak turut menentukan segala hal, tidak hanya anak, tapi bagi masyarakat kini dan ke depan. Apalagi terkait dengan konteks kekinian, bagaimana produk jenis permainan baru serba elektronik, telah mengakrab pada masyarakat kita. Hal itu bisa memengaruhi hubungan-hubungan perkawanan, orientasi wawasan, serta perbedaan latar-belakang ekonomi.
Beruntung, C.J.Simister, juga mampu menangkap keberadaan permainan modern, berasal dari produk IPTEK, yang memiliki nilai dua sisi, buruk dan baik, salah satunya internet. Internet merupakan perangkat riset luar biasa dan menyenangkan untuk menemukan situs-situs baru dan mencari tahu apa yang ada di dalamnya.
Kehadiran internet di tengah-tengah lingkungan masyarakat kini, atau malah di dalam lingkungan keluarga, membuat C.J. Simister memberi trik, saran, atau strategi bagi pembaca (orang tua) dalam membimbing anak, jika sedang berselancar internet. Beberapa nukilannya, begini: “Habiskan waktu bersama anak Anda saat mereka masih kecil, untuk mengetahui situs-situs yang mereka sukai. Dengan cara itu, Anda dapat menjelajah bersama dan membicarakan segala sesuatu yang tampak di sana. Ketika bertambah besar, mereka mungkin tidak senang jika Anda ikut bergabung, tetapi hingga saat itu, Anda dapat membantu mereka mengembangkan pertahanan diri” (hal. 192).
Pernyataan C.J. Simister, memang belum selesai. Tapi, gambaran sedikit dari buku ini, memberi kita untuk turut memberi perhatian pada perkembangan anak-anak agar menjadi anak-anak yang memiliki semangat dan cita-cita hidup; tidak egois dan malas; serta mempergunakan waktu dengan hal-hal berguna.
Belum ada tanggapan.