Arsip | Cerpen

Kadang suatu realitas tidak dapat disampaikan begitu saja, apa adanya. Kedewasaan seseorang berpengaruh dalam menyikapi realitas. Cerpen hadir sebagai bentuk cerita dewasa, bukan cerita kekanak-kanakan. Cerita adalah salah satu jalan terang dari kebuntuan dari hal-hal yang demikian. Mengutip kata-kata Seno Gumira Ajidarma: “Ketika jurnalisme bungkam, maka saatnya sastra bicara.”Apakah Anda merasa juga demikian? Rubrik ini disediakan untuk mewadahi karya fenomenal Anda.

images (1)

Pesan Yang Tertunda

Asmara Erna dan Romi kandas hanya karena ‘menunda pesan’ yang mereka anggap kurang penting. Mereka tidak menduga hal itu bisa menjadi masalah serius ketika dibiarkan begitu saja. Tentunya , tidak ada alasan yang tepat untuk pembenaran diri. Celah pembenaran tertutup rapat karena mereka sama-sama melakukan kesalahan yang mirip. Romi suka melakukan penundaan, dan Erna pun […]

Lanjut Baca

Hujan Tak Pernah Salah

Matanya hampir tak berkedip, terlihat genangan di dalam bola mata itu. Genangan itu tak sebesar arus di depannya, tapi cukup mengoyak hati. Nafas Marsudi terlihat berat, dia menarik dadanya ke atas mencoba menahan  air mata agar tidak tumpah. Malu rasanya apabila harus menangis, apalagi dia seorang laki-laki. Tapi laki-laki juga manusia, dia punya segala rasa: […]

Lanjut Baca
Tersingkir dan Terbuang

Tersingkir dan Terbuang

Nasibku sudah seperti lumut saja. Aku menempel di bahu jalan, pondasi tiang listrik, dinding pasar dan terkadang di teras ruko. Namun pantatku hanya bisa duduk sejenak. Saat fajar menyingsing, aku dan pedagang tanpa sepetak tanah lainnya diusir dari tempat-tempat itu. Kami dianggap merusak ladang rezeki pedagang resmi. Mereka memperlakukan kami hampir seperti hama. Nyatanya, kami […]

Lanjut Baca
WhatsApp Image 2021-09-04 at 10.29.52

Tersesat

Lin membuka mata, tetasan embun tepat mengenai ujung hidungnya. Tidak ada rasa lain yang ia rasakan selain pedih di sekujur tubuh. Lin semakin kehabisan tenaga, mendadak tubuhnya gemetar, penglihatannya kabur dan napasnya tersengal. Sejauh pandangannya, hanya ada pepohonan dan semak belukar. Masih terlihat sepasang ular yang menjulurkan lidah melengkung di ranting pohon, sangat panjang dan […]

Lanjut Baca

Wanita Pemilin Kematian

Mengapa kematian tidak dirayakan? Bukankah arwah akan senang ketika pemberangkatannya bertemu Illahi dirayakan sanak famili dengan sukacita? Mengapa harus diwarnai isak tangis? Tidakkah kehidupan sesudah mati lebih abadi daripada kehidupan dunia? Laksana bayi yang baru dilahirkan selalu disambut bahagia. Padahal ia baru saja meninggalkan rahim ibunya. Sebaik-baiknya tempat untuk berlindung. Namun, ketika masanya telah habis, […]

Lanjut Baca

Kastil Brazov

Dalam dunia ini tak ada yang Cezar inginkan selain hidup dengan kedamaian. Usianya masih lima belas tahun ketika ia mendapati puluhan mayat berjejer ditusuk tongkat besi runcing yang berujung di mulut. Sebagian yang lain bergelimpangan di tanah dengan bekas sayatan di sekujur tubuh. Suara rintihan samar-samar terdengar dari jiwa yang tengah sekarat itu. Darah segar […]

Lanjut Baca

SPP: Menanti Alas, Mengulas Bukti.

Kau sangat girang mendapat kotak kelengkeng dekat meja mungil Ka Houri. Rabu lampau menyiang begitu kijang sabab Kau berpejam kian denyut usai menggarap syair bahasa Inggris. Kau kaget tentu, Ummy-Abuya berada di ruang depan, Kau bahkan masih telentang saat Ummy memegang entong nasi. Makan siang Abuya! Anakku Sayang, sudah bangun, Nak. Ia begitu luluh, terlibat […]

Lanjut Baca

Tidakkah Kita Akan Menua Bersama?

Kita akan berakhir seperti ini. Menua dalam bilangan masa lalu hilang di bibir tembilang. Kamu akan selalu mengguguh hari lewat benam air mata, sementara peot kaki Darman, kian hari kian dikekang kesakitan. Lelaki itulah yang merawat kita sebagaimana ia merawat batang kelaminnya sendiri. Dulu, kita hidup tertimbun tumpak belukar, di mana rumput dan ilalang diburu […]

Lanjut Baca