Arsip Penulis | H.K.

lightning-4234254__340

Musyrik

Kisah ini kusampaikan padamu dengan air mata jatuh satu-satu. Sudilah kiranya kau mendengarkan barang satu-dua menit, sebelum akhirnya hikayat ini terkikis kemarau. Namun, bila kau tak betah di situ, tutuplah kisah ini. Doakan aku. Moga-moga aku mampu berlama-lama di sini. (lebih…)

Lanjut Baca
sunset-3156176__340 (1)

Lelaki yang Menyimpan Senja

Ada yang terlupa. Sebetulnya manusia tak hanya terbentuk dari lingkungan, pengetahuan dan pengalaman. Tetapi ia juga terbentuk dari kenangan. Nama perempuan itu Adzkia. Bukan gadis Malaysia seperti sebuah lagu dangdut yang kudengar dari radio-radio di pasar. Tapi aku terpaksa memanggilnya Ibu Guru. Bukan pengajar di sekolah atau pendidik di surau. Ia perempuan biasa dengan paras […]

Lanjut Baca
tikus-tikus-kantor

Monumen Tikus dalam Benak Orang-Orang

Mendadak kota ini diserbu tikus. Binatang busuk yang menyembul dari lorong gelap, belepotan air comberan dari segala kotoran. Benar-benar memualkan. Mula-mula hanya seekor. Lama-lama ia mengundang ayah-ibu, saudara, kawan, dan tetangga-tetangganya. Tikus-tikus pun menyerang kota seperti zombie-zombie bangkit dari kubur. (lebih…)

Lanjut Baca
tukang-cerita-dan-ceritanya

Matinya Tukang Cerita dan Sebuah Cerita yang Belum Diceritakan

Pada mulanya aku meragukan kematian Samin. Tak percaya lelaki itu bakal pergi setelah mendengar ceritaku yang mahapanjang. Andai aku mengisahkan pembunuhan, perampokan sadis yang memutilasi korban, barangkali masuk akal ia meninggal. Tetapi, ini kisah bukan berisi keberingasan. Ditambah lagi, Samin mengedipkan mata tiga kali manakala tubuhnya hendak dibungkus kain kafan. Aku kian tak percaya dia […]

Lanjut Baca
pantai-sakala

Tangis Merah di Sakala

Gila! Utang dua juta ditambah bunga dua juta harus dibayar esok juga. Karim sungguh-sungguh gila. Bahkan iblis pun tahu diri, tak meminta ampunan Tuhan sebab ia sadar diri telah durhaka. Lantas, mengapa lelaki beristri sebelas itu bertindak melebihi iblis penghuni neraka? (lebih…)

Lanjut Baca
luka-dan-bunga

Luka Tak Pernah Tua

Merawat luka adalah ratap paling kelam dalam kehidupan, ujarmu suatu petang ketika kutanyakan mengapa kau tak pernah melawan tatkala Karman melayangkan tangannya ke lengan, wajah, kepala bahkan pernah ke kemaluanmu. Apakah begini tabiat seorang istri ketika suaminya menyerupai Rahwana? Kau hanya menggenggam tanganku, meminta belajar sungguh-sungguh agar kelak aku sanggup meneruskan pendidikan tertinggi. Seolah-olah sekolah […]

Lanjut Baca
senja-di-kali-bedadung

Kali Bedadung dan Senja yang Tak Mati-mati

Lahang meloncat dari truk bak terbuka, lalu menatap kantor Kepolisian Sektor Maesan berlama-lama. Pandangannya menyapu sepetak sawah di samping gedung, sementara tangan kanannya menggenggam plastik hitam berisi kembang. Hingga akhirnya memutuskan berjalan ke arah makam yang berada di tengah sawah. Meski kurang terawat ditambah beberapa pohon kamboja, tulisan di nisan masih bisa terbaca. Djamelah Birne. […]

Lanjut Baca
azimat-alas-purwo

Azimat

Lepas remang petang datang, Darmini kembali meringkuk di sebuah kamar berukuran dua kali tiga meter. Ditemani nyala api dari buah kecubung yang ia ubah menjadi penerang, matanya tertuju pada sosok di atas lincak. Misni, perempuan tua yang tak mati-mati. Meski kedua tangannya mendekap di atas tubuh, badannya tak bisa bergerak kecuali kedua kelopak matanya yang […]

Lanjut Baca