Semua orang akan bahagia menyambut keluarga baru. Hal itu yang sedang kami rasakan saat ini. Keluarga kami begitu bahagia menyambut kedatangannya di rumah kami, rumah unit kami. Dia begitu imut dan lucu layaknya seorang bayi yang baru lahir dari rahim seorang ibu. Terlihat begitu menawan untuk disambut. Kami begitu bahagia menyambutnya sama seperti seorang ayah yang menyambut kelahiran anak pertamanya. Ya, bagi kami dialah anak pertama kami di unit ini meskipun dia hanya seekor binatang. Dia seekor anjing kecil yang baru dibawa oleh salah satu teman kami.
Kelihatan dia masih ketakutan dengan kami. Tentu saja, bagaimanapun perasaan itu dirasakan oleh semua orang bukan hanya pada binatang. Manusia pun pasti merasa sangat asing bila berada di suatu tempat yang belum pernah dikunjungi apalagi berhadapan dengan orang-orang baru. Ekspresi ketakutan sangat nampak di wajahnya. Baru saja dia sampai di unit dia langsung kabur masuk ke dalam gudang kami lalu bersembunyi di bawah meja. Kami dapat mengerti situasi ini sehingga kami semua berkumpul di dalam gudang untuk menyapanya. Kami juga tahu bahwa selama beberapa hari ini akan menjadi hari-hari sulit baginya sebab dia akan hidup tanpa induknya lagi. Dia memang masih kecil tapi tampaknya dia sudah mampu hidup tanpa menyusu. Kami berharap dia dapat belajar dengan cepat situasi di unit kami ini agar dia mampu menjadi penjaga untuk unit kami.
Unit kami beberapa hari lalu baru saja kemasukan pencuri. Banyak barang unit yang hilang. Piring, sendok, gelas-gelas di dapur dan masih banyak barang teman-teman yang hilang. Yang paling na’as adalah bahwa ada teman kami yang kehilangan uang cukup banyak jumlahnya. Kejadian itu terjadi ketika kami semua anggota unit sedang mengikuti acara ulang tahun lembaga pendidikan kami. Tak ada orang di unit waktu itu sehingga dengan mudahnya pencuri itu dapat menjarah barang-barang kami layaknya lebah yang dengan rakusnya melahap nektar pada pucuk bunga di pagi hari.
Dengan kehadiran anjing kecil ini, kami berharap dia akan tumbuh menjadi anjing perkasa yang setia untuk menjaga unit kami dari para pencuri. Itu harapan besar kami. Kami pun akan merawatnya dengan baik supaya dia tumbuh dengan baik layaknya anak manusia yang dirawat dengan baik oleh orang tuanya.
“Anjing ini mau diberi nama apa?”, salah satu teman bertanya. Perkara baru muncul saat itu. Kami bingung mencari nama yang tepat untuk anggota baru kami ini. Tentu nama yang tepat akan menjadi ciri khas seperti apa dia nanti. Kami agak bingung memilih nama yang tepat. Terjadi diskusi panjang waktu itu.
“Bagaimana kalau white. Kalau nama itu sesuai dengan tujuannya berada di unit kita ini untuk menjaga unit kita. Dia akan selalu berbuat baik bagi kita sehingga nama white tentu cocok dengannya”, salah satu teman memberi pendapat.
“Nama itu tidak cocok dengan warna bulunya. Dia berwarna orange bercampur hitam. Lalu dibagian moncongnya berwarna coklat. Mana bisa kita memberi nama white padanya. Nama harus sesuai dengan identitasnya”.
“Tunggu, aku kira nama yang tepat adalah broken. Meskipun nama itu terdengar sembrono tapi cocok dengan karakternya yang akan menjadi penjaga unit kita. Dia akan menghancurkan setiap pencuri yang hendak mencuri di unit kita”. Saran terakhir ini diterima oleh semua anggota unit karena diskusi pemberian nama ini memakan waktu yang lama. Namanya adalah broken. Selamat datang di unit broken.
***
Perasaanku (Broken)
Aku begitu kebingungan dan takut saat melihat banyak manusia yang sedang menatapku dengan tajam. Aku begitu ketakutan sehingga waktu tiba di tempat yang aneh ini aku segera berlari mencari persembunyian. Tak kutemukan lagi sosok ibuku yang selalu menjadi bentengku untuk berlindung. Aku takut dengan mereka. Aku berlari ke dalam sebuah ruangan yang tidak kuketahui tapi syukurlah kutemukan sebuah tempat yang bisa menjadi tempat persembunyianku. Tolong jangan siksa aku. Aku tak bersalah. Mereka tetap datang kepadaku. Jumlah mereka semakin banyak. Aku semakin takut.
Lama aku memperhatikan mereka. Nampaknya mereka sedang membicarakan sesuatu tentang diriku. Aku tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Namun samar-samar aku mendengar bahwa ada yang memanggilku dengan nama white tetapi beberapa menit kemudian ada yang memanggilku dengan nama baru broken. Nama itu begitu asing bagiku karena selama ini ibuku selalu memanggilku dengan nama nak.
Setelah memanggilku dengan nama broken mereka pergi meninggalkanku sendiri di ruangan itu. Aku bersyukur lagi. Semoga mereka tidak akan menggangguku lagi. Dalam keheningan aku rindu akan ibuku. Di mana ibuku sekarang, aku ingin memeluknya. Malam ini aku merasa sangat kesepian berada sendiri di ruangan yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Aku benar-benar kesepian. Ibu, aku rindu padamu.
***
Kakinya Patah (Setelah 7 Bulan)
Kami begitu khawatir melihat keadaan broken. Dia sedang tertidur lemas di bawah sebuah meja di lorong unit. Keadaannya sangat buruk. Kami juga belum tahu apa yang membuatnya terlihat begitu buruk hari ini. Tidak seperti biasanya di unit, dia adalah anjing yang ceria, suka berlari di unit dan bermain bersama kami. Tapi hari ini dari pagi hingga sore kami hanya melihatnya tertidur di bawah meja. Setelah kami cek keadaannya ternyata kakinya patah. Tidak pernah kami sangka hal ini terjadi padanya. Entah siapa orang yang sudah mematahkan kaki kanannya. Kami pun tak tahu.
Broken memang memiliki satu kebiasaan buruk suka keluyuran malam-malam entah kemana. Kami memang bisa menerka bahwa dia sering keluyuran malam untuk mencari sesamanya tentunya betina. Selama tiga tahun berada di unit dia memang satu-satunya anjing sehingga dia membutuhkan teman bermain sekaligus kekasihnya. Kami sudah membuatnya hidup selibat sama seperti kehidupan kami. Kami sangat menyayanginya sehingga melihat keadaannya sekarang ini memang membuat hati kami sesak dan tersiksa.
“Makanya broken, jangan keluyuran malam-malam lagi. Semoga cepat sembuh”.
***
Deritaku (Broken)
Kaki kananku patah. Aku benar-benar tersiksa dengan sakit kakiku ini. Orang-orang di unit kelihatan sangat mencemaskan keadaanku hanya saja hidupku hancur di malam itu saat di depan mata kulihat orang-orang itu memukul kekasihku sampai mati bersama anak-anakku yang sedang berada di dalam rahimnya. Aku merasa seperti tak punya semangat lagi untuk menjalani hidup ini.
Sore itu aku mendengar kabar dari temanku bahwa kekasihku ingin bertemu denganku. Katanya dia ingin berbicara sesuatu yang penting kepadaku. Dia ingin bertemu denganku di lapangan sepak bola tempat kami pertama kali bertemu dan memadu cinta. Aku menyanggupi itu dan malam harinya aku pergi menemuinya. Dia sudah menungguku dengan sabar di bawah tiang gawang lapangan itu. Aku juga rindu padanya. Kami bertemu di sana. Dia menyampaikan kalau dia sedang mengandung anak-anakku. Betapa bahagia aku mendengar kabar itu. Aku merasa seperti anjing yang paling sempurna, memiliki kekasih cantik jelita yang sedang mengandung anak-anak kami yang lucu-lucu. Kuhabiskan malam yang tak berbintang itu bersama kekasihku. Malam sudah sangat larut. Tanpa kami sadari ternyata ada beberapa orang yang sedang mencari-cari sesuatu di lapangan itu lantas melihat kami.
“Ada anjing dua bro. Ini bisa jadi santapan kita esok malam untuk minum moke. Ayo kita tangkap salah satunya”, begitu kata mereka. Kutanggapi perkataan itu sebagai tanda bahaya. Kuperingatkan kekasihku untuk berhati-hati pula. Aku menggonggong ke arah mereka berupaya untuk membuat mereka takut. Tapi diluar dugaanku mereka malah mengejar kami. Aku berlari terpisah dari kekasihku. Ternyata yang menjadi incaran mereka adalah kekasihku. Mereka telah menangkap dia. Aku mencoba berlari ke arah mereka untuk menyelamatkan kekasihku tapi satu benda keras menghantam kaki kananku. Aku ambruk dan tak bisa berbuat apa-apa lagi. Kulihat dengan jelas bagaimana mereka dengan kejamnya menghantam kepala kekasihku sampai dia tidak bisa bergerak lagi. Kudengar jeritan terakhirnya yang menjadi tanda bahwa aku sudah kehilangan cintaku untuk selamanya. Hancur hidupku.
Dalam keadaan buruk aku pulang ke rumahku bersama hidupku yang sudah hancur. Keesokan harinya orang-orang unit menemukanku dengan keadaan serupa. Mereka berkata padaku untuk tidak keluyuran lagi. Tidak! Kamu tidak pernah tahu apa yang kurasakan. Kalian manusia mana bisa mengerti keadaanku. Ya, semoga aku cepat sembuh supaya aku bisa membalaskan dendam pada mereka yang telah membunuh kekasihku. Akan kucari mereka sampai dapat.
Belum ada tanggapan.