Seorang tokoh, bagaimanapun baik dan buruknya, ia punya kenangan yang menakjubkan. Begitulah hidup manusia, ia selalu punya sisi menarik untuk dikisahkan. Kita tahu, tak setiap yang moncer dari tokoh bermula dari sebuah keberuntungan. Banyak pula kesialan dan nasib naasnya. Dan buku ini mengisahkan fakta-fakta tersembunyi tokoh-tokoh dunia yang tidak banyak diketahui umum. Buku berjudul Mengenal Kehidupan 33 Tokoh Terkenal Di Dunia (1983) ini lebih merupakan sebuah pengisahan dramatis dari tokoh-tokoh idola kita.
Dr. Dale Carnegie, penulis buku ini sedang bercerita, menuturkan dengan lancar riwayat tokoh-tokoh dunia itu dan mengangkat sisi yang sungguh menarik. Kita bisa menyimak saat penulis menuturkan kisah Napoleon. Kisah diberi judul Napoleon Yang Sangat Cermat Waktu Membiarkan Dia menunggu Dua Jam Di Altar. Motto Napoleon Waktu adalah yang terpenting, dan ia pernah menyatakan : Boleh jadi saya pernah kalah dalam pertempuran, akan tetapi belum pernah saya kalah dalam hal menggunakan waktu. Kisah Napoleon tak berhenti sampai disini. Tahun 1933, surat kecintaan Napoleon kepada Josephine laku sebesar £ 4.000. Begini bunyi suratnya : Josephineku, Engkau telah mengilhami aku dengan cinta yang telah membikin diriku lupa daratan. Aku tak bisa makan. Tak bisa tidur. Tak menghiraukan kawan-kawanku.Tak menghiraukan kemahsyuran. Kemenangan hanya kuhargai, karena menyenangkan hatimu. Jika tidak untuk itu, aku akan meninggalkan tentara dan lekas pulang ke Paris berlutut di depanmu. Ah, betapa romantisnya surat Napoleon itu, seorang jenderal perang paling mahsyur di masa itu, ia takluk, tunduk kepada perempuan sedemikian rupa. Meski kelak Josephine mengkhianatinya dan diceraikan Napoleon, kata-kata terakhir yang diucapkan Napoleon adalah Josephine.
Saat mengisahkan Walt Disney, penulis pun mengambil sisi menarik dari tokoh ini. Dikisahkan bahwa Walt Disney semula adalah seorang yang biasa saja, ia perlu bekerja keras untuk mendapatkan hidupnya seperti sekarang ini. Kita tahu, ia terkenal karena satu tikus dan tiga babi, begitulah menurut cerita ini. Rahasianya ketika ditanya mengenai kesuksesannya adalah bahwa ia mencintai pekerjaan. Karya, semangat dan pekerjaanlah yang menimbulkan gairah, semangat dan kegembiraan dalam hidupnya.
Yang menarik adalah saat buku ini menuliskan kisah tentang Mahatma Gandhi. ada beberapa hal aneh tentang Gandhi misalnya ia ada sepasang gigi palsu, yang disimpan dalam cawatnya. Ia memasangnya hanya apabila mau makan, Setelah habis makan, ia mencopotnya, mencucinya dan mengembalikannya dalam cawatnya. Kita tahu, pakaian Gandhi memakai cawat dan berbaju putih semata sebagai simbol perlawanan terhadap Ingris dan kolonialisme di masa itu.
Banyak di buku ini kita akan menemukan kisah-kisah dari penulis, tokoh atau presiden, sampai dengan pejuang kemanusiaan, semua diceritakan dan diangkat sisi menariknya dalam hidup. Penulis buku ini tak mau menuliskan sesuatu yang tak menggugah. Sebut saja saat penulis menceritakan Alexander Dumas. Ia telah menulis 1200 jilid dan membanggakan diri mempunyai lima ratus anak. Penulis yang begitu gemuk ini, suka makan tapi juga pandai menyenangkan wanita. Ia begitu perasa. Beginilah gambaran mengenai betapa halus perasaannya. Jika ia menulis sajak, ia menggunakan kertas kuning dengan berbagai macam pena. Menulis roman, hanya bisa dengan kertas biru, dan pena khusus. Menulis karangan dalam surat kabar atau majalah, hanya dengan kertas berwarna jambu. Ia tak pernah menggunakan tinta biru, karena menggelisahkan jiwanya. Ia tak bisa menyusun cerita sandiwara sambil duduk di kursi. Untuk bisa menulis cerita sandiwara, ia hanya harus berbaring di atas sofa dengan bantal empuk di bawah sikunya.
Pembaca bakal tak bosan karena bahasa buku ini begitu mudah dan ringan tak berbelit-belit dan berlebihan dalam mengisahkan sang tokoh. Misalnya saja saat menceritakan Zane Grey seorang penulis mahsyur yang semula harus berjuang selama lima tahun menunggu naskahnya diterima penerbit. Selama itu pula ia ditolak penerbit keliling kesana-kemari. Setelah terbit buku pertamanya Heritage of Desert, terbitlah 60 buku berikutnya yang terjual 15 juta eksemplar.
Kita pun diajak untuk merasakan kesedihan sang tokoh Presiden Amerika Abraham Lincoln. Lincoln seperti pria malang yang harus menahan kebahagiaannya tertunda karena menikah dengan orang yang tak disukainya dan memiliki perbedaan cukup menonjol. 23 tahun adalah waktu yang harus dibayar dengan penuh kesabaran dan keteguhan untuk menjalani hari-hari yang tak membahagiakan. Pernah ia menuliskan surat kepada rekannya : Saya sekarang menjadi orang paling sedih yang pernah hidup. Jika apa yang saya rasakan ini dibagi secara adil kepada semua orang di dunia, tak akan ada satu orangpun bergembira.Saya kira tak bisa Saya akan tetap seperti sekarnag ini. Kiranya lebih baik saya mati. Inilah saya rasa keteguhan dan kegigihan Lincoln yang selama ini tak diketahui banyak orang.
Dan betapa menyedihkannya saat mendengar kisah Mozart pemusik yang miskin itu, yang meninggal dan biaya pemakamannya hanya 12 Shilling dan tak ada seorangpun yang mengantarkan ke kuburan. Kisah ini pun ditutup dengan cerita Thomas Alva Edison yang pelupa meski ia jenius luar biasa. Ia semula hanya sekolah 3 bulan lamanya. Di sekolah ia melupakan segala apa yang diajarkan kepadanya, dan ia selalu paling buncit di kelas. Guru-gurunya menjadi putus asa. Katanya, otaknya kurang berisi, terlalu bodoh untuk bisa belajar, dan dokter-dokter malah mengatakan ada apa-apa yang tak beres di otaknya, karena bentuk kepalanya aneh. Ia pernah membayar pajak dan lupa namanya sendiri.
Buku ini menyentuh, bernas, ringkas dan menukik pada kisah-kisah menakjubkan mengenai tokoh dunia. Mereka tokoh-tokoh yang dikisahkan itu, memiliki jalan hidup beraneka, masa kecil yang muram, tapi mengenggam masa depan. Itulah betapa uniknya manusia, kita tak pernah bisa menebak apa yang terjadi dengan kehidupan seseorang di masa mendatang.
*) Pengelola doeniaboekoe.blogspot.com, tuan rumah Pondok Filsafat Solo
Belum ada tanggapan.