perempuan-dan-feminisme

Feminisme Perempuan

        Manusia adalah makhluk Tuhan yang dirasa paling mulia karena akalnya. Perkembangan dunia sejak awal perjalanan manusia pertama, mengenalkan kita akan 2 realitas yakni laki-laki (Adam) dan perempuan (Hawa). Di zaman purba berjuta tahun yang lalu telah terjadi proses managerial dimana kekuasaan diambil alih oleh dominasi perempuan (matriakhi) yang kuat, sigap, cerdik, tajam otaknya, luas dan lebar pemahamannya, seperti yang dipaparkan Soekarno dalam bukunya “Sarinah” halaman 33, yang mengulas terkait persoalan perempuan. Namun, bukan point di atas yang akan diulas lebih lanjut, melainkan persoalan terkait penindasan perempuan dalam pandangan feminisme.

Buku Feminisme Untuk Pemula ini, karangan 3 perempuan London, Inggris, sebagai pegiat pembebasan hak-hak perempuan (Marisa Rueda, Marta Rodriguez, dan Susan Alice Watkins), mengantarkan kita pada ulasan menarik tentang sejarah perkembangan feminisme di dunia. Buku ini sangatlah ringan dan renyah dengan gambar provokatif sebagai visualisasi makna kepada pembaca. Oleh karenanya sangat cocok dipegang dan dibacai oleh mereka, seorang pemula ataupun penggiat lama yang telah paham untuk memenuhi keingin-tahuannya tentang; sejak kapan feminisme muncul? Atau apa sesungguhnya yang dilakukan mereka dengan feminisme dan perempuan di setiap pergantian waktu?

Sang penulis agaknya memandang kajian menyoal feminisme ini masih sangat penting dan relevan untuk diketahui, dipelajari dan dipahami hingga keadilan kemanusiaan yang objektif, kolektif dan komunal dapat tercapai sesuai harapan. Dalam buku ini pula, kita ditarik untuk melihat bahwa kesadaran atas ketertindasan perempuan telah terjadi jauh sebelum Jaman Pencerahan (abad 18). Sebelum paham atau ideologi feminisme bangkit dan menjalar layaknya virus keseluruh pelosok dunia, perlawanan perempuan terhadap budaya, kebiasaan, tirani penguasa telah dilakukan.

Membaca buku Feminisme Untuk Pemula ini, mengenalkan kita akan banyaknya tokoh dan pejuang perempuan sejak masa feodal, zaman renaissance (zaman pencerahan), abad 18, abad 19, hingga masa seperti saat ini. Dimana masa sekarang (2000-an) perempuan sebenarnya masih mengalami banyak ketidakadilan, yang dibungkus oleh provaksi dan sihir-sihir media dan kepentingan bahwa perempuan telah mendapatkan hak-hak mereka termasuk perubahan mainset perempuan menjadi komoditas dan pasrah akan peran gandanya. Kita akan mengenal Merry Wolfstonecraft seorang gadis kecil dari Inggris yang memiliki pikiran yang menentang, yang kemudian menjadi cikal bakal pencetus gerakan perempuan dunia setelah zaman pencerahan. Lewat berbagai karyanya, salah satu tulisannya yakni “A Vindication of the Right of Woman” (1792), yang menjadi masterpiece untuk dirinya dan terjual laris dipakai sebagai acuan paham feminisme modern.

 Buku ini tak hanya mengulas tentang sejarah bangkitnya feminisme di eropa namun juga Amerika dan negara-negara lain di seluruh dunia. Walaupun bentuk penjabaran dalam buku ini singkat, isi yang disampaikan sangatlah padat dan mewakili point-point penting dunia menyoal perkembangan gerakan feminisme dan perjuangan perempuan-perempuan di dunia. Perjuangan dan jatuh bangunnya gerakan perempuan yang diusung oleh tokoh-tokoh penting perempuan dan sering terlupakan layaknya Emmeline Pankhurst dan kedua anaknya, Christabel dan Sylvia, membuat pergerakan perempuan saat itu semakin massive. Tentang Sarah Mapp Douglass, Harriet Purvish, Margaretta Forten, Lucretia Mott (1806-1883), Elizabeth Cady Stanton dan Susan B. Anthony (1848), Lucy Stone seorang pendatang dari Massachusetts (1818-1883) hingga Nawal El Sadawi seorang penulis terkenal dan pejuang hak perempuan, tokoh feminis pan-Arab di Kairo Mesir.

Berbagai metode perlawanan mereka pakai, baik pembebasan diri melalui terowongan rel kereta api bawah tanah, kongres dan konvensi, demonstrasi besar-besaran, terbitnya majalah-majalah, koran-koran, dan media tulis lainnya yang memuat berbagai kepentingan perempuan dan tulisan-tulisan provokasi untuk menuntut keadilan bagi perempuan. Rasanya saat membaca buku ini, kita akan dibawanya masuk menyusuri tahun demi tahun ke belakang, berjalan-jalan dan melihat hierarki yang sangat mengikat dan membatasi hak-hak perempuan saat itu. Hingga muncul beberapa pencapaian termasuk tercapainya hukum politik atas hak pilih perempuan di Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara lain.

Selain itu, buku karangan 3 perempuan London, Inggris ini pun menunjukkan bahwa sebenarnya konsepsi pertentangan kelas yang diciptakan Karl Marx dalam manifestonya bersama Engels tahun 1848 (tokoh legendaris ideology marxisme) pun lahir dari ide dan konsepsi perlawanan perempuan terhadap tirani. Yakni Flora Tristan, seorang feminis sosialis dari Perancis yang besar dalam suasana kemiskinan dan bekerja sebagai pewarna ukiran. Yang kemudian ia tergugah untuk bergerak dengan serikat buruh di atas 2 rencananya: (1) Kaum buruh di setiap negara turut menyumbang dana bagi emansipasi-diri kaum buruh itu sendiri, (2) Dana itu digunakan untuk membangun “istana-istana buruh” milik bersama yang berisikan gabungan fungsi-fungsi swakelolanya sendiri seperti rumah sakit, panti jompo, sekolah-sekolah dan pusat-pusat belajar tingkat lanjut. Kaum perempuan bisa mendapatkan emansipasi mereka dalam komunitas “Persatuan Manusia” ini. (halaman 80)

Feminisme Untuk Pemula ini adalah buku penjawab pula, dimana sering banyak teman laki-laki kita yang juga mengatakan mereka adalah seorang intelektual bertanya “AH, TAK ADA PULA TOKOH PEREMPUAN YANG TERKENAL DENGAN KONSEPSI PEMIKIRANNYA”. Bahwa Karl Marx pun menyusun manifestonya dengan memasukkan beberapa ide dari pejuang hak perempuan, Flora Tristan. Tak hanya menyoal sejarah, buku ini juga memiliki beberapa ulasan terkait fakta-fakta yang terjadi di era saat ini, seperti halnya lesbian, citra tubuh (body image, yang saat ini menjadi sorotan Helary Clinton, Calon Presiden Amerika Serikat 2016 dari Partai Demokrat), fakta melahirkan yang benar tanpa menjadikan tubuh perempuan tidak berdaya oleh kehendak dokter (merdeka atas tubuhnya sendiri), kontrol kelahiran, aborsi, sex, pornografi, sensor, menjadi seorang ibu, menjadi seorang istri dan kekerasan dalam rumah tangga dan masih banyak lainnya.

Melalui buku ini, kita dapat belajar tentang paham feminisme, sejarah pergerakan perempuan dan awal munculnya, perjuangan menentang tirani, kepentingan dan kekuasaan. Serta sadar akan fakta dan realitas bahwa perempuan bukanlah makhluk kedua, melainkan manusia yang utuh sama halnya dengan laki-laki. Yang memiliki pemikiran, konsepsi, perlawanan dan rasa kemanusiaan atas keadilan dan kesejahteraan bersama.

 

*) Penulis adalah Luxy Nabela Farez; Giat Rumah Baca Srawung

 

,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan