buku-filosof-juga-manusia

Katanya, Filosof Juga Manusia

Memang betul dan benar bahwa buku ini bukanlah sebuah buku penting dan  ‘berat’. Seperti piwantinya penulis, bahwa tidak perlu “wow” menyikapi lahirnya, dan juga tidak dibutuhkan ritual-ritual khusus sebelum  akivitas membacanya. Lebih jelasnya buku ini disusun dengan tujuan sebagai penghilang penat, pengusir jenuh, setelah berjejal teori, bertumpuk konsep di setiap hari dan waktu yang kita jalani.

Berisi tokoh-tokoh besar filsafat, dengan berbagai sisi manusiawi mereka, yang terkadang kita seringkali menganggap hidup para filosof itu penuh dengan ritme tegak lurus dan menanjak tanpa pos pemberhentian untuk peristirahatan, tanpa sabana untuk melepas dahaga dan menhirup indahnya udara. Dan itu kurang adil. Ternyata, terdapat juga sisi-sisi unik dan lucu di kehidupan para filosof besar. Penulis menyambung keunikannya dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang unik , semacam bertanya sekaligus bernyata.   Jangan-jangan, kehidupan manusia itu memang pada hakikatnya lucu dan unik?.

Ada sedikit penjelasan yang lebih tepatnya menjadi sebuah pengakuan tentang isi buku ini. Penulis memberitakan kepada kita bahwasannya isi buku ini adalah materi-materi sisipan yang kadang beliau sampaikan di kuliah-kuliah filsafat. Pada awalnya merupakan catatan-catatn kecil yang tanpa sengaja terkumpulkan untuk bahan “ngaji filsafat” sejak sekitar tahun 2003 ketika beliau rutin mengisi pengajian di sebuah masjid dengan judul Masjid Jendral Sudirman yang digelar setiap hari Rabu malam Kamis di Yogyakarta, terus bersambung sampai detik ini tulisan ini disusun.

buku-filosof-juga-manusia

Judul Buku: Filosof Juga Manusia
Penulis: Fahruddin Faiz
Penerbit: MJS Press
Tebal: x + 202  hal.
Terbitan: Ke-2, November 2018
Genre: Filsafat

Selain historisnya, ada yang menambah aroma menarik nan erotis buku ini. Mahatma Ghandi,  yang “memaksa” ikut masuk kedalam barisan tokoh-tokoh filosof besar dalam buku ini. Lainnya dari Barat. Pada sisi selanjutnya, sensasi membacanya benar-benar ringan. Bentuknya tidak ilmiah, tanpa penegasan rumusan masalah, apalagi catatan kaki bahkan catatan perut. Tinjauan pustakanya pun ditiadakan dengan bukti tidak dilampirkannya daftar pustaka. Namun, bertebaran banyak inspirasi keilmuan dan kefilsafatan di dalamnya.

William James, Voltaire, Thomas Aquinas, Thales, Stephen Hawking, Spinoza, Soren Kierkegaard, Socrates, Sigmund Freud, Schopenhauer, Sartre, Rosseau, Roger Bacon, Rene Descartes, Pythagoras, Plotinus, Plato, Pascal, Nietzsche, Michel Foucault, Mahatma Gandhi, Ludwig Wittgenstein, Leibniz, Karl Marx, John Dewey, Jerem Bentham, Isaac Newton, Immanuel Kant, Hegel, Galileo Galilei, Francis Bacon, Empedokles, Diogenes, David Hume, Bertrand Russel, Aristoteles, Archimedes, Alfred North Whitehead, Albert Einstein, dan Alfred Jules Ayer. Itulah naman-nama filosof yang ada di buku ini. Saya pribadi selain bukunya, sempat mencoba mengenal lebih dala penulismya. Moment pada saat satu mobil , satu penginaan, memanfaatkan moment menjadi moderator beliau di Universitas Muhammadiyah Ponorogo pada pertengahan tahun 2019.  Dan mereka juga manusia. Manusia yang Unik. Jadi, selamat memilikinya dan membacanya.

, , , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan