Lev Nikolayevich Tolstoy atau yang akrab dengan sapaan Leo Tolstoy adalah seorang filsuf, pembaharu sosial, sastrawan besar Rusia, anarkis Kristen, juga seorang pasifis. Ia dilahirkan di Provinsi Tula, Rusia pada 9 September 1828. Karya-karya serta pemikiran Tolstoy merupakan kontribusi besar bagi peradaban dunia sejak abad ke-19 sampai dengan sekarang, diantaranya; War And Peace, Anna Karenina dan beberapa karya singkat lainnya. Dalam menyelami kehidupan Tolstoy, tentunya tidak terlepas dari faktor eksternal yang turut mengkonstruk iklim Rusia pada masa itu. Mulai dari kekaisaran Rusia di bawah dinasti Romanov tepatnya pada kepemimpinan Tsar Alexander I pada Tahun 1801 sampai runtuhnya monarki Rusia setelah turunnya Tsar Nicholas II karena Revolusi Bolshevick dibawah pimpinan Vladimir Lenin serta trilogi Masa Kecil, Masa Remaja, Dan Masa Muda dari novel Tolstoy yang berangkat dari refleksi hidupnya.
Pemerintahan monarki yang telah berabad-abad mengisi kekuasaan imperium Rusia membuat feodalisme tumbuh begitu subur yang juga semakin mempertebal demarkasi antara kelas bangsawan dan kelas buruh. Begitupun iklim aristokrasi yang menyelimuti keseharian Tolstoy cukup berimplikasi pada sikap dan sudut pandangnya, terlebih prinsip keagamaan kristen ortodok yang begitu melekat dalam keluarganya menjelma menjadi suatu entitas moral yang dijunjung tinggi. Namun, terlepas dari infiltrasi budaya serta pergolakan Rusia ketika itu, tidak jarang Tolstoy menggunakan waktunya untuk sekedar merenung dan berspekulasi mengenai Tuhan, Agama, dan kemanusiaan. pertentangan dialektis yang terjadi antara akal dan pengalaman hidupnya seakan memberikan pelajaran baru dalam proses pencariannya, sampai pada satu titik dimana ia benar-benar skeptis terhadap keyakinan yang menjadi sandaran hidupnya selama ini.
Peperangan yang sering terjadi pada masa kekaisaran juga mengakibatkan penderitaan rakyat semakin bertambah. Tolstoy yang saat itu tengah menjalani karir militernya juga terjebak dalam arus dan dunia yang sangat jauh dari asas kemanusiaan. Kehidupan yang begitu mengerikan ia jalani sampai pada akhirnya ia mulai merasakan kekosongan dalam jiwanya. Dan saat itulah ia benar-benar mengalami krisis spiritual yang maha dahsyat.
Tepat pada tahun 1889 di Minsk berdiri sebuah partai buruh demokrat sosial sekaligus menjadi pertanda munculnya embrio-embrio revolusioner untuk menuntut perubahan akan kondisi yang lebih demokratis, yang kemudian terpecah menjadi dua fraksi; Bolshevik dan Menshevik. Kekacauan yang timbul akibat kebijakan Tsar Nicholas II yang terlalu reaksioner serta krisis politik yang berlangsung selama beberapa dekade terakhir, memicu terjadinya revolusi pertama di Rusia pada tahun 1905 sebelum akhirnya Tsar Nicholas II mengundurkan diri pada tanggal 2 maret 1917 karena desakan rakyat dan digantikan oleh pemerintahan sementara. Dan persis pada akhir Oktober 1917, organ militer bentukan partai Bolshevik dibawah pimpinan Lenin melancarkan revolusi yang merebut kekuasaan dari pemerintahan sementara dan menempatkan komunisme sebagai ideologi negara.
Beberapa tahun sebelum terjadinya revolusi pertama di Rusia, perjuangan mental yang melelahkan dialami oleh Tolstoy dan menjadikannya seorang anarkis kristen yang memaknai ajaran kristus secara substantif, yakni; cinta, kasih, dan perdamaian. Ia tidak terikat dengan sistem beragama yang bermuatan struktur hierarkis, yang cenderung normative dan kurang menyentuh sisi kemanusiaan yang kompleks. Pemikirannya yang bertumpu pada moralitas spiritual membuatnya lebih mengedepankan nilai-nilai kasih, serta perdamaian seperti ajaran kristus dan menggaungkan sebuah perlawanan tanpa kekerasan yang kemudian menginspirasi gandhi dalam gerakan kemerdekaan melawan Britania raya. Pada masa tua sampai menjelang wafatnya, Tolstoy menanggalkan segala bentuk kemewahan dan kemapanan serta membagi-bagikan seluruh aset kekayaannya terhadap para buruh dan lebih memilih jalan hidup asketisisme yang sekaligus juga memperlihatkan sisi sosialismenya.
Secara subjektif, penulis menilai triogi novel Masa Kecil, Masa Remaja, dan Masa Muda Leo Tolstoy adalah karya yang cukup sentimentil dalam menyingkap sisi kehidupan tolstoy secara intim. Dan apabila kita berkaca terhadap fenomena umat beragama saat ini, khususnya di Indonesia, tidak banyak moralitas individu maupun kelompok yang berangkat dari intensionalitasnya dalam memaknai ajaran agama sebagai nilai kemanusiaan dan perdamaian. Egoisme beragama masih cukup terlihat sehingga tidak jarang menyebabkan konfilk dan mengaburkan kesadaran akan kemanusiaan. budaya reflektif dalam mencandra kehidupan sosial sepertinya telah terdistorsi dengan berbagai kepentingan dan kekuasaan. Trilogi novel Masa kecil, Masa remaja, Masa muda Leo Tolstoy, turut membantu menghantarkan pembaca menuju kehidupan pribadi serta pemikiran Tolstoy yang sarat akan muatan reflektif ditengah konteks kehidupan saat ini yang cenderung materialistik, juga perilaku umat beragama yang masih jauh dari substansi ajaran agama.
Belum ada tanggapan.